Langsung ke konten utama

Perihal Diri Sendiri


Bismillahirrahmannirohim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.

Tulisan ini akan membahas tentang penulis dulu. Sebelum cerita soal 'jajanan', dengan senang hati aku ingin pembaca mengenal pria well-mannered ambivert ini. Akta lahir tertulis bilangnya nama aku Mochammad Qeishabit Malik. Tapi di Ijazah SD tertulis Mochamad Qeishabit Malik. Cuma beda 1 huruf memang. Pasti baca kalimat ini setelah cek berulang xixixi 😄. Yaa .. bukan masalah besar sih. Kesalahan ini cukup membantu setiap ujian nasional datang. Lumayan mangkas waktu pas ngisi nama di LJK hehe. Setelah nama, lanjut ke-lahiran ... (?!).

Qeis lahir di Purwakarta, 18 Agustus 1996. Lupa nama rumah sakitnya tapi inget hari dan jam lahir, hari minggu jam 11 pagi. Saat ini berumur 23 tahun. Kerja sebagai staf Akunting, mulai ngajar privat, punya usaha sampingan dibidang Wedding Organizer bareng sahabat-sahabat "GAASSS!", hobi maen ben, daan ... mandiri 😐. karena 11 hari lalu baru ulang tahun, tiba-tiba kepikiran soal diri sendiri. Bukannya ga pernah mikirin diri sendiri, cuma ketika angka 23 benar-benar secara hakikat terpatri ke diri sendiri, Qeis jadi kebuka pikirannya.

Apa yang masuk ketika pikiran kebuka? Banyak loh .. dari soal diri sendiri, keluarga, karir, jodoh, politik, negara, kerusakan lingkungan, kucing, usaha bahkan game online. Ibarat perut kosong tapi gatau yang di BM-in apa. Jadinya 'jajan' banyak, makan banyak kaya lagi di cafe bayar paket All you can eat. Itu kan yang masuk, kalo yang keluar? Hmm ..cuma 1 sih. "rasa lapar". Yups! rasa lapar akan mencari tujuan hidup sebenarnya. Dalam hati dah tau inginya apa. Cuma yaa .. sesuai deskripsi diatas, juga sama seperti pesan ayah ke Qeis waktu kecil. "Kamu kurang percaya diri". Kurang ... itu ... realtif bukan sih? 

Kenapa yah kurang menurut Qeis suka jadi konotasi yang negatif. Kurang main, kurang usaha, kurang makan, kurang sabar, kurang-kurang .. (he?). Suka dengar kan kata-kata kaya
"kurang-kurangin lah mainnya", atau "kurang bagus nih suaranya, ganti-ganti!", atau mungkin "kurang percaya diri" lagi. Kata-kata 'kurang' akhir-akhir ini cukup menganggu sih. Apalagi lagi jadi soul searcher gini, cukup bikin insecure sama diri sendiri. Bukannya gak bersukur soal pencapaian, tapi ini soal manfaat. Apa Qeis bermanfaat? 

Pertanyaan ekstrimnya adalah .. "Kalo seorang Qeis tidak lahir didunia, apa pengaruhnya bagi dunia?"

Ngaruh ke revolusi Inggris kah? Ngaruh ke kerusuhan Mei '98 kah? Ngaruh ke perkembangannya Sillicon Valley mungkin? Apa ngaruh ke Junior? kucing sombong yang kalo laper doang baru manja ke orang rumah heu. Intinya .. Qeis sedang di titik dimana ingin melakukan banyak hal tapi masih terbatas sama kapasitas. Orang bilang kreatifitas ga ada batas, tapi berat juga ketika realita hidup tidak se bad-ass quote scientist dan kisah inspiratif diluar sana.

Dari situ Qeis mulai untuk bikin blog. Gak neko-neko tujuannya. Cuma ingin push diri sendiri biar lebih bermanfaat degan kapasitas saat ini, ditambah ingin belajar nulis jadi online content writter. Selain lagi butuh pemasukan tambahan, yang bikin tertarik setelah riset adalah keharusan untuk banyak baca buat nambah wawasan dan referensi. Qeis suka baca tapi ga se-addict orang yang bisa baca buku tamat semalam. But yes .. selalu butuh baca apalagi lagi jenuh-jenuhnya otak mikirin hal yang sama. Qeis percaya, dengan baca apapun bisa bermanfaat. Baca ga harus buku, situasi, pola, motif, orang, apapun bisa bermanfaat, khususnya untuk diri sendiri. Nah .. ketika hobi baca sudah punya, kayanya sayang kalo ga disebar luaskan.

Inilah tujuannya. Dimana Qeis percaya buat bikin blog untuk sebarluaskan bacaan-bacaan yang berhasil Qeis baca dengan cukup baik. Ingat .. Qeis belum se-addict horang lain but, untuk alasan yang baik why not? Per hari ini kedepannya Qeis akan mulai aktif nulis blog. Memang masih banyak kekurangan tapi, semangat aja pleus fokus sama niat di awal. Jadi berguna mulai dari hal kecil.
Kalo jajan .. jangan lupa bagi-bagi xixixi.

Sekian tentang Qeis malam ini. Pesan untuk calon pembaca, be positive and grateful! 😀

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Emotional Bank Account (EBA)

Dizaman serba cepat, kayanya hampir gak mungkin kalo ada orang diatas usia 20 tahun yang belum punya rekening bank atau dompet digital. Kehadiran OVO, Dompet DANA, GoPay dan sebangsanya juga sudah sangat amat luas penggunanya. Karena praktis, ga perlu narik uang dulu dan ga perlu khawatir uang jatuh dari saku akhirnya, lambat laun hal ini menjadi gaya hidup. Bicara hidup, sebenernya kita juga punya rekening bank sejak kita lahir da. Jadi dulu si penulis ini sempat scrolling Twitter temen. Kejadiannya kurang lebih 1 tahun yang lalu, dimana Qeis baru aktifin-ini pun terpelatuk oleh temen yang satu ini-Twitter lagi. Katanya .. “Biar kamu gak ketinggalan informasi.” (kurang lebih intinya itu) Setelah install Twitter terus buka aplikasinya. Rasanya kaya udah lama ga naik sepedah terus tiba-tiba beli sepedah langsung dipake keliling komplek. Jadinya Qeis meraba-raba lagi apa itu timeline, retweet , apa itu .. “ A Thread ” daaan seiring waktu akhirnya terbiasa dengan Twitter...

Fear of Missing Out (FoMO)

Waktu SMP, istirahat dan pulang sekolah selalu jadi waktu yang paling ditungguin. Ditungguin karena bisa jajan, bisa ngerjain PR ( deadliners ), atau ngobrol ngalur ngidul ga jelas. Waktu itu inget pernah merasa asing ketika temen-temen lagi bahas soal sepak bola. Jujur .. Qeis memang ga terlalu suka topik itu. Biasa aja. Waktu SD pernah ikut klub bola lapang besar, terus tiap istirahat juga mainnya seringnya bola. But somehow, every day feel the same . Ga pernah kepikiran untuk aktif banget dan ngepoin berita terbaru soal bola atau sampai begadang nonton piala dunia. Entah mungkin Ayah juga ga terlalu seneng bola, terus kaka cewe semua jadinya yaa .. saya lebih senang nonton Running Man dibanding bola 😊 Ketika masuk SMP jangkauan pertemanan lebih luas, obrolan juga mulai berkelas (anjay) daaaann topik bola itu sudah seperti topik khusus laki-laki. Ibaratnya topik make up udah otomatis topik khusus perempuan, ketika lagi ada liga inggris atau piala dunia.. tiap ketemu tuh pasti...

English Club

Di awal tahun 2020, Qeis tiba-tiba muncul keinginan untuk kuliah ke luar negeri. Aneh kenapa keinginan ini muncul sebenarnya. Berawal karena bantu manajer mengurusi persiapan keberangkatan direktur dan komisaris trip ke London. Satu waktu, ketika lagi bahas tentang kurs mata uang, Qeis baru tahu bahwa Poundsterling itu nilainya lebih tinggi jika dibanding Dollar Amerika. Dari situ langsung kepikiran gimana caranya bisa ke UK tapi ga cuma kerja, tapi kerja sambil kuliah. Anggapannya walau gaji kecil disana, tapi jika dirupiahkan akan cukup membantu kebutuhan di rumah orang tua. Kemudian ketika memikirkan persiapan apa yang krusial, bagi Qeis yang paling krusial saat ini yaitu, kemampuan berbahasa Inggris. Yup! Adakah dari kalian yang tidak senang atau enggan berbahasa Inggris? Atau mungkin lagi belajar? Misal udah coba latihan sendiri dari nonton film barat tanpa subtittle atau denger lagu-lagu barat tapi, masih kaku ketika mencoba speak up?   Yah.. apapun persepsi dan posi...