“Didunia ini ga ada yang namanya kebetulan.”
Kalian pernah
denger kalimat ini? Kalo dikaitkan dengan agama, kalimat di atas itu bisa
dibilang sama kaya takdir. Sesuatu yang sudah dipastikan akan terjadi pada diri
kita. Runtutan waktu dan kejadiannya sudah ditulis jelas di Lauhul Mahfudz.
Bicara soal takdir dan kebetulan. Tepat hari ini Qeis mulai bikin draft awal tanggal 09 September 2020.
Qeis alamin 1 peristiwa yang Qeis baru sadar bahwa kita benar-benar diurus oleh
Allah SWT. Jadi tulisan ini
bener-bener bernarasi. Sila baca π
Ceritanya
berawal dari tanggal 16 Agustus 2020. Tanggal itu adalah jadwal Qeis donor
untuk ke yang 8 kali. Qeis termasuk yang gercep soal donor, karena pengen bisa
100x donor nanti ketika usia dah lanjut terus bisa dapet penghargaan hehehe. Sebenernya
target awalnya 25x, makanya Qeis ga kasih kendor kalo soal jadwal. Tapi, entah
kenapa Qeis kaya ga dikasih waktu buat nyempetin. Padahal, Qeis bisa aja izin
kantor sekalipun cuma untuk donor (Lucky me, kantor baik beud).
Qeis ada
beberapa kesibukan di bulan Agustus ini. Bulan ini bener-bener bulannya Qeis
rasanya. Di bulan ini Qeis liburan 2x, yang pertama ke Pantai Ujung Genteng,
Sukabumi selama 3 hari 2 malam. Yang kedua ke Pantai Anyer & Carita, Banten
yang sama juga waktu liburannya yaitu 3 hari 2 malam. Lalu ada acara 17an di
kantor yang dimana Qeis jadi panitia yang ngurusin perlombaan dan hadiahnya.
Belum lagi acara main bareng keluarga ke Sari Ater, Lembang. Duh, yakin deh ..
Bulan ini intense sekali. Karena hari liburnya kepake terus untuk
kegiatan juga istirahat, akhirnya jadwal donor Qeis mundurin terus sampai bulan
September.
Masuk bulan
September Qeis ada kesibukan baru. Qeis mendapat 2 kabar yang Qeis rasa baik
dan semoga membaik :’). Yang pertama Qeis diminta jadi scriptwritter/director
untuk Youtube Channel Pak Pres (Owner) di Kantor (UHUUUYY!!), yang kedua
karena ada perampingan pegawai, Qeis jadi handle kerjaan temen kantor
yang posisinya berpindah ke gudang. Yang dimana dalam 1 hari Qeis bener-bener
fokus depan layar. Hampir ga bisa istirahat karena kerjaan baru yang Qeis
terima ini perlu adaptasi juga pas dikasih posisinya berkas sudah menumpuk jadi
memang butuh waktu buat beresinnya.
Setelah
beberapa kali shooting, meeting dan proses adaptasi kerjaan baru
yang Qeis terima. Akhirnya Qeis sudah bisa menentukan ritme kerja baru.
Walaupun harus mengubah morning routine Qeis di kantor, setidaknya Qeis
ga tertekan sama kerjaan. Daaaaaan
beruntungnya minggu ini Jadwal shooting semua dimundurin karena editor kita
lagi sibuk dengan kerjaan lain. Akhirnya Qeis mulai kepikiran untuk nyempetin.
Tapi masih ragu karena Qeis rasa waktu pagi itu pas banget buat ngerjain
kerjaan, karena di waktu itu Qeis lagi fokus-fokusnya. Sampai akhirnya ada
insiden di kantor.
Jadi hari Kamis
lalu, tanggal 03 September Qeis harus ngurusin berkas untuk perpanjangan
sertifikat digital di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Soreang. Karena Qeis
lagi ada shooting juga hari itu, jadinya yang ke KPP hanya Manajer dan
Direktur. Ketika berkas udah siap dan manajer berangkat, Qeis mulai shooting.
Proses shooting lumayan panjang. Qeis harus ninggalin kerjaaan utama
Qeis dari jam 09.30 sampai jam 17.00 tepat bubaran kantor. Tiba-tiba, sore Qeis
ditelfon Manajer, katanya mereka ga bisa masuk karena harus daftar online.
Qeis karena yang diamanahin buat ngurus perjanjian berkas dan lain-lain kaget
kan, Akhirnya Qeis telfon ke kantor pajak dan minta petugas buat bantu ke luar
gedung ketemu manajer untuk menjelaskan proses daftar online, karena Qeis
pun ga enak bikin atasan yang kesannya ke sana cuma markir mobil doang.
Walaupun sebenernya daftar online itu baru diberlakukan 3 hari yang lalu,
tepat sebelum Qeis nelfon ke KPP soal berkas dan janji hadir. Intinya sore itu
nihil dan jadwalnya diganti jadi besok pagi.
Besoknya
alhamdulillah beres semuanya. Qeis juga beres shooting kemarin, tinggal
siapin materi untuk besok Vlog Pak Pres ke Jakarta. But, Qeis masih ada 1
halangan untuk merasa santai di minggu itu. Di tanggal 05 September 2020, hari
Sabtu, Qeis ada job Wedding Organizer di Cihideung. Ini juga jadi
alasan Qeis ga ikut vlog ke Jakarta. Karena ini job terakhir Pahlawan
Pernikahan (Kece gak nama WO nya?) di masa Pandemi.
Hari minggu
sampai rabu ini, Qeis pake istirahat dan fokus kejar kerjaan yang keteter.
Walaupun hari Selasanya ada shooting, tapi karena ga terlalu berat
jadinya ga terlalu mempengaruhi kerjaan. Dengan istirahat ini Qeis pikir Qeis
bisa bener-bener fokus dan tenang. Tapi.. bagai ketenangan sebelum badai. Qeis
mendapati masalah baru. Masalah ini masih ada kaitannya dengan urusan pajak
minggu lalu, dimana Kartu Keluarga Direktur yang menjadi salah satu persyaratan
perpanjang sertifikat digital..
Hilang. π
Akhirnya Qeis
dan manajer ngobrol panjang soal ini. Kita saling menjelaskan kronologi
kejadian hari itu. Singkat cerita kita berasumsi bahwa Kartu Keluarganya
terbawa oleh petugas pajak. Sore itu Qeis langsung telfon kantor pajak dan
jelasin situasinya. Qeis daftar online dan ambil jadwal yang paling pagi.
Besoknya,
Qeis ke kantor pajak daaaaaan terjawab sudah. Kartu Keluarganya ada π.
Ga sampai 2 menit Qeis udah keluar dari kantor pajak. Pas ditengah jalan menuju
Kantor Qeis kepikiran untuk donor darah. Selama dijalan Qeis berunding dengan
diri sendiri. Disisi lain Qeis ingin cepet ke kantor biar kerjaan beres. Disisi
lain menurut Qeis ini waktu yang tepat karena Qeis juga udah izin telat ke
kantor karena ke pajak dulu.. Qeis merasa ga ada waktu lagi kalo mau keluar.
Akhirnya Qeis putuskan untuk donor.
Tiba di PMI
Kota Bandung, Qeis langsung ambil antrian. Dimasa Pandemi, ternyata kebutuhan
Donor meningkat. Yang biasanya pagi-pagi itu sepi, ini di kursi tunggu udah
hampir penuh. Pas Qeis duduk.. Qeis langsung buka Handphone. Qeis cek medsos
dan kasih tau Manajer bahwa Kartu Keluarga udah Qeis ambil. Selama nunggu Qeis
memperhatikan seorang bapak depan pintu masuk.
Mukanya muda,
tapi rambutnya dari pinggir sudah ubanan. Menggunakan topi dan masker. Tampak
seperti menunggu seseorang keluar atau seperti ingin segera donor darah. Qeis
awalnya berpikir mungkin bapak ini pertama kali ke PMI jadi bingung dan
penasaran soal alurnya. Ga lama, fokus perhatian Qeis kembali lagi ke Handphone.
Tiba-tiba..
”Dek, mau
donor juga?”
“Iya pak..”
“Golongan darahnya apa?”
“Oh saya .. B pak”
“Oh B, gini de.. istri saya lagi butuh darah dia butuh golongan darah B+, boleh
saya minta bantuannya?”
“A..ahh.. Iya iya pak boleh!”
Akhirnya kita
ngobrol soal istrinya dan Qeis juga jadi nanya-nanya soal bagaimana tata cara
meminta stock darah ke PMI melalui rumah sakit. Singkat cerita Qeis
selesai donor dan bapak tadi berterima kasih lalu pamit karena stok yang
dibutuhkan sudah semua. Selama Qeis duduk nunggu di kursi tunggu, Qeis
berpikir.
Apakah
mungkin, Allah nahan-nahan Qeis donor dengan sedemikian keruwetan kegiatan biar
darah Qeis terdonorkan ke orang yang tepat? Padahal beberapa hari sebelumnya
ada kenalan teman yang sedang membutuhkan darah B+. Cuma entah kenapa karena ga
dekat dan itu pertama kali kita saling follow Insatgram, rasanya Qeis tidak
terlalu ‘terpanggil’ untuk bantu. Apa itu juga kuasa Allah swt?
Qeis jadi
merenung, flashback soal hal-hal yang Qeis lewatin untuk bisa Donor.
Memang donor ini tidak menjadi prioritas yang diletakan di atas segala-galanya,
cuma Qeis rasa dengan setiap harinya Qeis gak lupa soal donor, segala kegiatan
yang Qeis lewati secara gak langsung menjadi penghalang Qeis untuk donor tepat
waktu. Qeis merasa.. Qeis diurus.
Cerita
seperti ini, cerita dimana Qeis merasa diurus.. sejujurnya Qeis pribadi sudah
alami berkali-kali. Cuma baru hari ini lagi kayanya bener-bener diingatkan,
lebih tepatnya diingatkan atas kebesaran-Nya.
Qeis cuma
ingin berpesan, bahwa berbagai hal yang terjadi sama kita itu bukan kebetulan.
Itu sudah ada plot/alurnya. Bahkan jatuhnya daun dari pohonpun, Allah sudah
atur. Subhanallah, kalo Qeis inget-inget lagi rasanya.. kecil banget jadi
manusia. Dari bangun sampai tidur, segala yang kita lakukan diurus oleh Allah
swt. Lemahnya kita kadang kurang sabar, atau malah terlalu percaya asumsi diri
sendiri.
Mungkin karena kerjaan yang Qeis terima, Qeis ga hadirkan agama menjadi
penunjang penyelesaian masalah. Padahal idealnya segala urusan dunia harus bisa
dikembalikan ke
Al-Qur’an dan sunnah. Karena disitulah parameter dimana kerjaan kita itu bisa
bermanfaat atau malah sia-sia.
Buat kita,
yang tengah sibuk dengan berbagai mimpi, cita-cita, kerjaan dan asmara. Seberat
apapun itu, percaya deh. Ada Allah yang bakal urus.
Anyway, yuk
donor darah!
Komentar
Posting Komentar